Rasulullah SAAW berpesan kepada Siti
Fatimah az-Zahra (as), putri tercintanya: “Hai Fatimah, jangan engkau
tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu:
- Sebelum mengkhatamkan Al-Qur’an
- Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di Hari
Akhir
- Sebelum para Muslim meridhaimu
- Sebelum kau laksanakan Haji dan Umrah”
Sang putri yang Sayyidatun Nisa
I’ll ‘Alamin itu bertanya kepada ayahnya: “Ya Rasulullah.. Bagaimana
aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?”
Rasul yang mulia tersenyum dan
bersabda: “Sebelum engkau tidur (lakukan ini):
- Bacalah Surat Al-Ikhlas tiga kali, dengan begitu
seakan-akan kau mengkhatamkan seluruh Al-Qur’an.” [Bismillaahir
rahmaanir rahiim, Qulhuallaahu ahad' Allaahushshamad' lam yalid walam
yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)].
- Bacalah solawat untukku dan para Nabi sebelum
aku, maka kami semua akan memberi syafa’at di hari kiamat“. [Bismillaahir
rahmaanir rahiim, Allaahumma shallii 'alaa Muhammad wa aali
Muhammad (3x)].
- Beristighfarlah
(memohonkan ampunan) untuk para Muslimin, maka mereka semua akan
meridhaimu“.[(Astaghfirullaahal 'adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal
hayyul qoyyuum, dzul jalaali wal ikram wa atuubu ilaih (3x)]
- Perbanyaklah bertasbih (menyucikan Alla), bertahmid
(mensyukuri Allah), bertahlil (mentauhidkan Allah) dan bertakbir
(mengagungkan Allah), maka seakan-akan kau telah melaksanakan ibadah Haji
dan Umrah“. [Bismillaahir rahmaanir rahiim, SubhanAllaahi
alhamdulillaahi walaa ilaaha illa Allahu wAllaahu akbar (3x)]
Al-ikhlas – salah satu surat
terpenting dalam Al-Quran
————–
Selanjutnya, Nabi SAAW juga
mengajarkan kepada the Lady of Light ini satu hal yang jauh lebih
penting dari permintaan sederhananya melalui suaminya, Imam Ali bin Abithalib
(as).
Ceritanya begini.
Suatu hari Imam Ali melihat Sayyidah
Fatimah kepayahan menumbuk gandum, mengerjakan pekerjaan rumahnya sambil
memomong Imam Hasan dan Imam Husain yang masih kecil. Imam Ali melihat tangannya
luka-luka karena pekerjaan yang begitu berat. Beliau selanjutnya mengusulkan
untuk memohon bantuan Rasulullah dengan meminjamkan tawanan/sahaya untuk
membantu Fatimah.
Fatimah malu untuk melakukan itu dan
akhirnya Imam Ali menyampaikannya sendiri. Namun Rasulullah yang terharu dengan
penderitaan putri tercintanya tak dapat mengabulkan permohonan Sayyidah
Fatimah. Imam Ali pulang dengan tangan hampa.
Malam hari menjelang tidur Baginda
Rasul SAAW menyambangi rumah Ahlul Bayt ini dan bersabda kepada Fatimah. “Hai
Fatimah, inginkah engkau kuberi sesuatu yang jauh lebih baik daripada apa yang
engkau minta hari ini?”
Tentu saja Sayyidatun Nisa I’ll
‘Alamin ini mengiyakan. Rasul selanjutnya bersabda, “yaitu engkau membaca
‘Allahu Akbar‘ 34x, ‘Alhamdulillah‘ 33x dan ‘Subhanallah‘
33x, sebelum tidur dan sesudah salat.”
Wirid di atas selanjutnya disebut ‘Tasbih
Az-Zahra‘.
Pada waktu Rasulullah wafat, Siti
Fatimah (as) merasakan kehilangan yang luar biasa. Setiap hari beliau
mengunjungi makam ayahnya, sang ‘Kekasih Allah’ itu, biasanya sambil memeluk
dan menggenggam kubur Baginda Rasul.
Suatu saat beliau mengambil tanah
dari kubur tersebut dan membuat butiran-butiran tanah yang selanjutnya
digunakan sebagai alat untuk menghitung Tasbih Az-Zahra di atas. Inilah asal
muasalnya tasbih yang kita kenal sekarang. Tasbih mengunakan butiran-butiran
itu sunnah Keluarga (Ahlul Bait) Rasulullah SAAW.
0 komentar:
Post a Comment