Beliau mula-mula memasuki
pendidikan sesudah menghafal Qur’an 30 juz pada usia 14 tahun (1340 H/1921 M.)
di Madrasatul Falah Mekkah, beliau ditunjuk sebagai imam shalat di Mesjidil
Haram selama 3 tahun. Tahun 1341 H/1922 M. Beliau belajar pada orang tuannya
Kiyai H. Abd Rasyid dengan menghafal
beberapa kitab antara lain :
beberapa kitab antara lain :
- Safinatunnajah
- Zabdatul Aqaid
- Jurumiyah
- Ilmu Syaraf
- Syarhu Dahlan.
Tahun 1341-1342
H/1922-1923 M. Beliau menghafal Alfiah (1000 Bait) Nahwu Sharaf dan beliau juga
selalu meghadiri pesantren ayahnya untuk umum dan pesantren lain. Diantara
kitab yang dipelajari antara lain :
-
Syarhul Azhariyyah
-
Syarhul Ibnu Aqil
-
Jalalaini
Tahun 1343 H/1924 M beliau menghafal beberapa matnan
kitab, diantaranya :
-
Sullamul Mantiq.
-
Mandzhumathub Nusysyuhniah
-
Annuhbatul Ashariyah (dari KH. Ambo Wellang, seorang ulama bugis)
Pada tahun itu juga diantar oleh ayahnya untuk belajar
kepada dua ulama besar yaitu :
- Syaikh Abbas
- Syaikh Abdul Jabbar, untuk mempelajari Tafsir Jalalain dan Syarhil Ibnu Aqil. Selain menghadiri pengajian di Mesjid juga di Rumah gurunya dan mempelajari Syarhul Fawaqihah dan Syarhul Baiquny dalam ilmu Hadits dan kitab Mallawi (ilmu Mantiq).
PERISTIWA GEMBIRA DAN
DUKA OLEH BELIAU
Tahun 1343 H/ 1924 M.
Beliau memasuki kehidupan baru, kawin dengan seorang perempuan yang
bernama St. Hawa binti H. Dg. Mattejo
dalam usia 17 tahun. Bulan sya’ban tahun 1343 H./1924 M. Ibu beliau berpulang
ke rahmatullah, bulan itu juga ayahnya wafat. Dan pada tahun itu juga kebetulan
Wahhabi memasuki Mekkah. Dan pada tahun itu juga tiba di Mekkah maha gurunya
Sayyid Ahmad Assyarif Assunusiy.
Dalam usia 18 tahun (1344 H./1925 M.) beliau
melanjutkan pelajarannya kepada KH. Mallawa (Seorang ulama bugis) dengan
mempelajri kitab :
-
Al-Fawaqihah
-
Syarhul Mutammimah
-
Fathul Mu’in
-
Syarhul Hikam
-
Tanwir Al-Qulub.
Tahun itu juga beliau mulai belajar pada syaikh Umar
Hamdani seorang Ulama Hadits, dengan mempelajari Kitab Subulus Salam dan
Syarhun Nukhabah, ditambah dengan kitab lain. Pada tahun itu juga beliau
mempelajari kitab Al-Mahalli dari seorang ulama bangsa Arab yang bernama Syaikh
Ahmad Nadzirin, pada tahun yang sama beliau mempelajari kitab Mutammimah,
Mukhtasarul ma’ani dan kitab Assamuni dari Syaikh Jamalul Makki, akan tetapi
beliau belum merasa cukup terhadap ilmu-ilmu yang di milikinya. Maka, beliau
memohon pengajian khusus kepada Syaikh
Abrar untuk belajar ilmu Mantiq (Logika) dengan kitab Isaguji dan Qala –
Aqulu, Hidayatunnahwi, Syarhudamhuriy, dan Jauharul Mankuni.
Tahun 1364 H / 1927 M. Berpulang ke rahmatullah
isterinya yang sangat dicintainya sitti Hawa dan 2 orang anaknya.
PERLAWATAN BELIAU KE MADINAH
Untuk menghilangkan rasa duka, beliau mengadakan
lawatan ke Madinah Munawwarah pada tahun 1347 H / 1928 M. Dengan usia 21 tahun
dan belajar Ushulul Hadits kepada Syaikh Assayyid Ahmad Asy-Syarif, salah
seorang ulama ahlul Hadits dan beliau dijadikan juru tulis .
IKHTISAR PENDIDIKAN
Beliau berkecimpun di dalam pendidikan lebih kurang 7
tahun, beliau bertekun menuntut ilmu, sehingga beliau dapat diakui adalah
seorang ulama dari guru yang mengajarnya, dan beliau diakui oleh semua gurunya
adalah murid yang paling cerdas, pandai dan tekun.
KEMBALI KE NEGERI ASALNYA (TANAH BUGIS)
- Sebelum beliau ke negeri asalnya 80 buah kitab Nahwu yang disedekahkan kepada jama’ah haji.
- Akhir tahun 1347 H. / 1928 M. Beliau menuju ke tanah air Indonesia (Bugis) belaiu singgah di Johor kurang lebih 2 bulan selanjutnya ke Pontianak selama kurang lebih 1 bula , selanjutnya ke Negeri asalnya Sengkang Wajo (Bulan Rajab) dan beliau sempat mengawini seorang wanita (Syahri Banong).
Tahun 1348 H. / 1929 M. Mengadakan perjalanan ke
Borneo (Kalimantan) untuk ketemu dengan familinya di Samarinda/Balik papan/Kota
Baru, pagatan kemudian kemudian kembali ke pasir Samarinda, tiba-tiba mendapat
telegram tentang kelahiran putra beliau (H. Yahya As’ad) maka beliau segera
kembali ke Sengkang.
Setelah berada di Sengkang dengan waktu yang tidak
lama tahun 1348 H./1929 M. Sekitar bulan Zulhijjah, beliau ke Majene untuk
berobat, kurang lebih 1 bulan beliau telah sembuh, kemudian kembali ke
Sengkang.
USAHA-USAHA
Pada akhir tahun 1348 H. / 1929 M. Beliau mencurahkan
pemikirannya untuk menghilangkan kemungkaran-kemungkaran yang ada pada
masyarakat Islam. Karena tidak adanya / jarangnya dakwah Islamiyah, maka beliau
membuka pengajian PONDOKAN di rumah
wakaf, dihadiri oleh beberapa orang yang punya ilmu pengetahuan di sekitar kota
Sengkang. Pengajian beliau berjalan dengn baik, dengan sambutan masyarakat
Islam yang baik, sehingga makin hari makin bertambah maju, yang akhirnya
dikunjungi dari berbagai daerah bahkan dari pulau lain.
Berusaha pula untuk perbaikan umat Islam pada umumnya,
maka beliau mengirim risalah kepada semua ulama-ulama yang ada di Sulawesi
untuk memberi tahu keadaan umat Islam Bar-Bar atas perbuatan bangsa Perancis,
agar dapat mengirim bantuan kepada umat Islam yang dianiya itu.
Begitu pula beliau berusaha terhadap peningkatan
peribadatan, peningkatan ilmu Agama dan mendirikian Madrasah.
Tahun 1348 H./1929 M. Arung Matoa Wajo Andi Oddang
mengajukan kepada beliau agar masjid yang ada ditengah-tengah kota Sengkang
yang sudah Tua supaya di ganti dengan bangunan masjid yang baru, maka
mufakatlah 4 tokoh masyarakat Islam untuk membangun Masjid ialah :
- Guru Besar kita Kiyai Haji Muhammad As'ad
- Haji Donggala
- Labaderu
- La Tajang
Menyusul dua yaitu :
- Asten Pensiun
- Guru Maudu
Pembangunan mesjid Jami Sengkang di mulai bulan Rabiul
Awal 1348 H. / 1929 M. Selesai pada bulan Rabiul Awal 1349 H./ 1930 M. (kurang
lebih satu tahun)
Bulan Jumadil Ula 1349 H./1930 M. Andi Banong (Istri
Beliau) meninggalkan rumah orang tuanya dan hal ini beliau hadapi dengan sabar
dan tawakkal selama kurang lebih satu bulan (1 Bulan) beliau ke Pancana Tanete
Kabupaten Barru, dan beliau di takdirkan mengawini seorang perempuan bernama
St. Saleha Daeng Haya Putra La Bone Andi
Pipa seorang bangsawan di daerah itu. Pada akhir bulan Jumadil akhir tahun
tersebut di atas.
Pada pertengahan
bulan ramadhan tahun tersebut datang beberapa orang sengkang menjemput
beliau, maka bersama istrinya ke Sengkang langsung ke rumah saudaranya (Hj.
Sitti) sebelah selatan Mesjid Jami Sengkang.
Tahun 1350 H./1931 M. Belaiu menyewa rumah selama tiga
(3) bulan, kemudian petta Arung Matoa Wajo Andi Oddang membangun sebuah rumah
untuk beliau dekat mesjid Jami Sengkang.
Dan disitulah beliau membuka Madrasah berjalan beberapa
bulan dan maju. Maka mufakatlah Petta Ennengnge untuk membangun gedung madrasah
di samping masjid jami'. Jadi semua bangunan disebelah atas adalah gedung MA dan As'adiyah, kecuali di
sebelah selatan, menurut orang-orang mengaku dirinya adalah panitia Masjid Jami
membangun gedung tersebut dengan mempergunakan jutaan dari sumbangan masjid.
Maka bangunan yang ada disebelah selatan adalah bangunan mesjid jami (milik
masyarakat) sesudah dirusakkan bangunan gedung as'adiyah.
Pada tahun 1350 H./1931 M. Madrasah yang dibuka itu
dengan nama Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) sudah mendapat sambutan luar
biasa dari masyarakat Wajo, Soppeng, Bone dan lain-lain, beliau sudah mendapat
dukungan dan partisipasi yang baik, dan berkembang khususnya di Sulawesi
Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan dan sebagainya.
Setelah madrasah tersebut berjalan sekitar 4 Tahunan,
beliau membagi menjadi 4 tingkatan, terdiri dari :
- Tahdiriyah 3 tahun
- Ibtidaiyah 4 Tahun
- Tsanawiyah 3 Tahun
- Iedadiyah 1 Tahun
- Aliyah 3 Tahun
Pimpinan madrasah dipegang langsung oleh beliau
disamping memberikan pengajian pondok pesantren, yang ditempatkan di Madrasah.
Setelah pengajian pesantren makin hari makin maju maka dipindahkan ke mesjid
jami dan diatur waktunya sebagai berikut :
-
sudah shalat subuh
-
sesudah shalat ashar
-
sesudah shalat maghrib.
Yang diikuti semua santri/murid/siswa dari 4 tingkatan
tadi, serta masyarakatdi sekitar mesjid jami bagi ada orang yang datang dari
jauh. Dan makin hari makin ramai di kunjungi oleh umat Islam.
Dengan jiwa besar yang tiada taranya oleh guru besar
kita masih membentuk suatu objek pendidikan yakni hafalan al-qur'an yang dipimpin langsung oleh beliau bersama
pembantu-pembantunya. Olehnya itu tidak mengherankan kalau MAI dan MA menghasilkan
banyak penghafal Qur'an sampai sekarang.
Tahun 1361 H./1942 M. Pemerintah Jepang memerintahkan
bahwa semua sekolah swasta ditutup, maka waktu itu murid-murid dan guru kembali
ke kampung halamannya kecuali sedikit yang tinggal dan inilah yang belajar secara
sembunyi di mesjid jami, dan demikianlah selama pemerintah Jepang dan berakhir
pada tahun 1364 H./1945 M.
Tahun 1364 H./1945 M. Madrasah Arabaiyah Islamiyah
dibuka kembali dan tetap dibawa binaan
Guru besar kita Kiyai Haji Muhammad As'ad dan dibantu oleh
pelajar-pelajar yag tidak kembali ke kampung halamannya, diantaranya :
- KH. Hamzah Mangnguluang
- KH. Abbas
- KH.M. Said Tuju
- KH. Abduh Rahman
- KH.M. Yunus Tancung
- KH. Abd Wahab Tuju
- KH. Ismail Ganra
- H. Muhammad Bennut
- H.Abd Majid Bennut
- dan lain-lain.
Undangan / kunjungan beliau yang kita ketahui adalah
pada tahun 1350 H./1930 M. Guru besar kita Kiyai Haji Muhammad As'ad menghadiri
konferensi Ulama se-Sulawesi Selatan yang dipusatkan di Bone yang dihadiri
sekitar 24 ulama yang ketika itu belaiu sebagai tangan kanan syekh Dahlan. Maka
dalam konferensi Ulama se-Sulawesi Selatan tersebut masing-masing
mempertahankan keyakinan agamanya.
Pesan-Pesan beliau menjelang wafat :
1. Penghafal Al-Qur'an,
mementingkan tadarus Al-Qur'an, dan pelajar hendaklah mementingkan Muthala'ah.
2. Jangan kakimu meliwatkan
tikarmu (jangan berlebih-lebihan dalam segala hal).
3. Kalau engkau mengerjakan
sesuatu pekerjaan dengan mendapat gaji, janganlah karena gaji itu engkau
mengerjakan pekerjaan, akan tetapi pekerjaan itu adalah tugas langsung dari
Allah Swt.
4. Janganlah kitab dijadikan
sebagai guru, harus belajar melalui perantaraan guru (talagqin).
Pesan-Pesan Khusus untuk Pesantren dan Madrasah yang
dibangun oleh Guru Besar Kita Kiyai Haji Muhammad As'ad (MAI) :
1. Madrasah in adalah milik
Allah SWT. Saya hanya seorang pegawai-Nya maka maksudnya ialah siapa-siapa saja
yang diberi taufiq untuk belajar itulah yang saya ajar. Dengan kemajuan
diridhai oleh Allah SWT.
2. Pesantren/Madrasah ini
diwasiatkan Pimpinannya kepada Muridnya / dipercayakan kepada Kiyai Haji Daud
Ismail Soppeng, pesan terkahir ketika beliau akan menemui Khaliqnya.
3. Pesantren/Madrasah ini
sekali-kali tidak boleh diserahkan kepada siapapun baik kepada organisasi
lebi-lebih kepada perorangan, karena MAI ini aalah milik Allah SWT. Bukan milik
KH. Muhammad As'ad.
Inilah pesan-pesan al-marhum yang semua pelanjut harus
melaksanakan, utamanya keikhlasan.
Identitas Guru Besar KH. Muhammad As'ad :
Nama :
Muhammad As'ad Bin Abd Rasyid
Kelahiran :
Makkah, 1326 H./1907 M.
Tinggi Badan : kurang lebih 1.46 mtr
Berat Badan : kurang
lebih 46 kg
Warna Kulit : Hitam
Manis
Bentuk Muka : Bulat
Ciri Khas : Bekas
luka dahi kanan
Hoby :
membaca kitab gundul, mengajar segala ilmu agama,
hafal qur'an dan mengarang.
Sikap :Peramah, Sabar,
Penyantun, pemurah, berani dalam
mempertahankankebenaran, menjaga harga diri, suka
memberikan petunjuk kepada orang
lain dan mendidik.
Demikianlah riwayat hidup singkat KH. Muhammad As'ad
yang ditulis langsung dari sebahagian
besar kata-kata beliau oleh muridnya Haji Hamzah Mangnguluang.
RIWAYAT HIDUP SINGKAT KH.
HAMZAH MANGNGULUANG :
Nama : Hamzah
Mangnguluang
Kelahiran :
Callaccu, Sengkang 1925
Kawin :
8 September 1948, dengan seorang perempuan
(Syamsiyah Akib)
Anak Kandung : 8 Orang, anak pertama
lahir tahun 1956, anak terakhir
lahir tahun 1973. sementara anak yang ke 6 dilahirkan
atas kapal Gunug Jati ketiak menunaikan ibadah haji.
Pendidikan : 1.
Cabang Al-Azhar 1936
2.VOLK School
/ LADEBAU School 1938
3.
MAI Ibtidaiyah 1947, Tsanawiyah 1950, Aliyah 1952
Pada zaman penjajahan Jepang, MAI ditutup tetapi mata
pelajaran Madrasah dipelajari di Mesjid Jami Sengkang, yahun 1944 – 1945.
penduduk kota sengkang menyingkir ke luar kota, maka kami bersama guru besar
KH. Muhammad As'ad bersama keluarganya menyingkir ke kampung Baru Orai, tidak
lama kemudian menyingkir ke Pallae, salah satu kampung disebelah selatan barat
daya kota sengkang, sekitar 2 km di situlah kami bersama-sama dengan
murid-muridnya yang tidak kembali ke kampungnya belajar kepada guru besar kita
dan menghafal Alfiah kurang lebih 500 bait.
Setelah Indonesia dinyatakan merdeka tahun 1945 MAI
dibuka kembali, dan dilanjutkan alfiah sampai akhirnya.
Dan beliau ketika itu menunjuk saya untuk mengajar
pada tingkat ibtidaiyah pada tahun 1946.
tetapi saya tetap mengikuti pondok pesantren yang diajar langsung oleh guru besar kita KH. Muhammad As'ad
sampai wafatnya (29 Desember 1952).
Adapun kitab-kitab yang pernah saya pelajari dari
belaiu, antara lain :
Alfiyah Mulammimah, Kaelahi, Qawaidullughah Syarhu
alfiyah (Syarhubennu Aqil), Bukhari, Riyadhus Shalihin Qurtuby, Bulugul Maram,
Aljalaalaini, albaedhawy, Ash Shaawy, Mughy, Fathul Muin, Tanwirul Qulub,
Muzhatu Nazhar, Al-Baequniy, Muhazzab, Kaukabul Munir, Tuhfatul Faqir,
isagujiy, Assulam, almallawiy, Qawaidul
Arabiyah, Syarhul Hikam, alhusunul Hamidiyah, Muhtarul Ahadits, Miftahul Hitabah,
Baafaddal, arrudiy, dan lain-lain.
Riwayat Pekerjaan :
- Guru MAI 1946
- Penerangan Agama Polisi 1955
- Mengarang beberapa buku :
- Cara-cara sembahyang
- Doa Penting
- Wasiyah Berharga
- Terjemah Al-Qur'an dalam tempo 1 tahun 2 bulan 2 hari. 30 Jus
- Sembahyang Jamaah
- Sejarah KH. Muhammad As'ad
- Waqaf
- Wasiat
- Guru Agama Honorer di SD 1954/1959
- Wakil Ketua PA Sengkang 1984, 1960
- Guru Pengajian / Pesantren :
- Masjid Jami Sengkang 1948
- Masjid Raya Sengkang 1956
- Masjid Lompo 1960
- Masjid Nurul As'adiyah Callaccu 1960 d
- Dan beberapa mesjid di ujung pandang 1984 / 1987, antara lain :
-
Nurul Amal
-
Fatimah
-
Ittiha Adul Jamaah
-
Ar-Rahman
-
Al-Wahyu
-
Nurul Mustaqiem
-
Mesjid Raya Ujung Pandang
-
At-Taqwa.
- Guru Agama Negeri Depag Kabupaten Wajo 1959 / 1986.
Tahun 1963 mengikuti seminar pembangunan di sungguminasa , saat itu juga ikut seminar Pondok Pesantren se Indonesia di Yogyakarta Depag RI
Tahun 1985 ikut seminar benda-benda sejarah ciri agama
dan seminar terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Bugis di ujung Pandang diselenggarakan oleh Badan Penelitian Laktur
Keagamaan Ujung Pandang.
Demikian riwayat hidup dan pengalaman singkat yang
saya dapat uraikan.
Sengkang, 20 Desember 1980-an
Penulis
(KH. Hamzah Manguluang)
Catatan :
Judul Buku : "RIWAYATKU DAN RIWAYAT GURU BESAR KY.H.M.
AS'AD"
Tulisan ini di ketik ulang oleh Muh Nurdin Zainal
Tanggal 9 Februari 2009 bersamaan dengan (Hari Pelantikan Bupati dan Wakil
Bupati Wajo_Drs. H. Burhanuddin Unru, MM dan Amran Mahmud, S.Sos, M.Si).
0 komentar:
Post a Comment